Pengamat Sebut TKA Metode Paling Efektif Mengukur Kemampuan Calon Mahasiswa

goyalorthodontics.com, Jakarta – Tes Kapasitas Akademik (TKA) dianggap membuat penilaian hasil pembelajaran siswa lebih objektif.

Menurut pengamat pendidikan dari University of Multimedia Nusantara, Doni Keesoema, karena Ujian Nasional (PBB) dicabut, Indonesia belum memiliki instrumen pengukuran objektif untuk menilai hasil pembelajaran masing -masing siswa dalam aspek materi tertentu.

Baca Juga: Siswa Tidak Dikenal Ingat Ulang Tahun Pancasila dengan Memegang Aksi

DONI menyatakan, menurut mandat hukum nasional sistem pendidikan

Artikel 57 dan 58, menentukan diploma siswa adalah keputusan sekolah. Karena sekolah adalah mereka yang tahu lebih banyak tentang kehidupan sehari -hari dan seluruh proses pendidikan siswa sesuai dengan profil mereka.  

Baca Juga: Siswa Dibunuh oleh BMW, FH UGM dari tim hukum

TKA adalah salah satu instrumen pengukuran untuk menilai kualitas hasil pembelajaran individu dari siswa perusahaan di luar sekolah. 

“Dengan cara ini, manipulasi catatan sekolah akan berkurang, dan pada saat yang sama sekolah akan menerima komentar untuk meningkatkan kualitas,” kata Doni kepada media Senin (2/6).

Baca Juga: Generasi Semangat Olahraga Di antara Siswa, Djarum Foundation Building Polytron Stadium

Doni menjelaskan bahwa TKA adalah metode yang paling efektif untuk mengukur secara objektif kapasitas siswa potensial, mengurangi bias dan menurut standar global. Dia telah memberikan contoh, sejauh ini, matematika adalah salah satu pelajaran yang mengalami bias finansial yang kurang dari para siswa. 

Sebaliknya, bahasa Inggris adalah topik dengan tingkat bias sosial -ekonomi yang tinggi. Para siswa di kelas menengah umumnya memiliki penguasaan bahasa Inggris yang lebih memadai. 

“Dengan cara ini, perlu untuk mengatur ulang bagian dari persentase setiap subjek yang akan diuji sehingga sampel menjadi lebih adil dan representatif,” kata Doni.

Dia juga menyarankan bahwa perbaikan dilakukan dalam berbagai aspek implementasi TKA, terutama terkait dengan integritas selama proses pemeriksaan. 

Aspek -aspek yang memerlukan peningkatan TKA adalah implementasi ujian sesuai dengan standar evaluasi, tidak boleh ada manipulasi dan penipuan ketika ujian dilakukan di sekolah, Doni melanjutkan.

Presiden Komisi Perwakilan untuk Dewan Perwakilan Rakyat X Hetifah Sjaifudian sebelumnya menyatakan bahwa TKA bukan hanya pengganti PBB atau penentu untuk mendapatkan diploma, tetapi dari instrumen untuk menilai kapasitas siswa individu. Hasil TKA, katanya, dapat digunakan sebagai indikator tambahan dalam proses pilihan pendidikan. 

Pada tahap pemuda, hasil TKA dapat menjadi penilaian dalam penerimaan siswa baru melalui saluran keberhasilan bisnis tersier. Sementara itu, pada tingkat dasar dan sekunder pertama dari sekunder, hasil tes ini dapat digunakan dalam pilihan penerimaan siswa baru (SPMS) untuk memastikan bahwa proses seleksi dilakukan secara lebih objektif dan sesuai dengan kapasitas akademik siswa.

Pertanyaan di PTA tingkat sekunder, misalnya, dirancang dengan merujuk pada konsep keterampilan refleksi tingkat tinggi, yaitu kemampuan untuk memikirkan tingkat tinggi yang memaksa siswa untuk menganalisis, menilai, dan menciptakan solusi untuk suatu masalah. 

Model pertanyaan ini mirip dengan jenis pertanyaan yang digunakan dalam tes seleksi pintu masuk universitas negara bagian, sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan penalaran dan memahami peralatan. 

Menurutnya, pemerintah merencanakan implementasi TKA untuk tingkat sekunder pada November 2025, dengan cakupan material tertentu yang akan ditentukan lebih banyak. 

“Tidak peduli berapa banyak alat yang digunakan, tidak akan optimal tanpa keparahan semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan penilaian dan perencanaan diri di masa depan,” pungkas Hetifah. (ESY / JPNN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *