goyalorthodontics.com, Jakarta – Aceh untuk Manajer Sekolah Papua sejak 2011, tim program beasiswa sekarang memulai kesepuluh kalinya.
19.-22. Pada bulan Mei, Jakarta memiliki program beasiswa atau tim KBFP ke -10.
BACA JUGA: Kader Nation Fellowship, Cak Nun: Pemimpin Bangsa Masa Depan perlu terus belajar
Program ini dihadiri oleh 37 pemimpin muda dari berbagai wilayah Indonesia dan membuka direktur kursus, yang juga merupakan ketua Dimo Oky Nuho, Asosiasi Masyarakat Nasional.
Peserta adalah profesional dan kegiatan muda, termasuk partai politik, peneliti, ekonom, peneliti, profesional, pemimpin regional, anggota legislatif muda, ASN, hakim, aktivis pemuda, agama, masyarakat sipil, bisnis, literasi, budaya, budaya.
Baca juga: Asosiasi Kadriai Bangsa menginginkan fokus prabowo-gibrane
Acara empat hari ini penuh dengan Budima Sudjjiko dari Badan Pengurangan Kemiskinan Indonesia; Presiden Khusus Presiden Dirgayaza Setiawan dari Republik Indonesia, yang juga merupakan aktivis pendidikan tinggi dan staf; Hasanudd, Direktur Jenderal Lembaga Penelitian Alvara, juga ketua PBNU Laklydam; Tesduki, mantan Menteri Koperasi dan UMKM 2019-2024. Karyawan Khusus Menteri Urusan Ekonomi, Raden Parede; Denni Purbasari, Direktur Pelaksana Kartu Kerja Pragja; Seorang pengusaha nasional yang juga merupakan CEO kesejahteraan kesejahteraan rakyat (2005-2009), CEO Venture Martin Harton, Venture Martin, PDB; Truggalek Bupati Mochamad Ram Arini; Penulis dan narator Fahdepie; Kakek pengamat politik Burhanudd; Aktivis Komunitas Kreatif Wisnu Nuho; dan ambil direktur kerja sama strategis Indonesia Oven Ainurropiq; Untuk aktivis hukum dan hak asasi manusia Harry Azhar.
Pada sesi pembukaan, Dimy Oky Nuho, direktur kursus KBFP, mengatakan tujuan pendidikan singkat dan seorang pemimpin muda untuk menghasilkan generasi muda Indonesia sebagai pemimpin masyarakat masa depan.
BACA JUGA: National Cades Association menggambarkan dampak signifikan COVID-19 di Indonesia
“Alhamdulilah akan memulai pelatihan ini secara terus -menerus sejak 2011, meningkatkan pemahaman nasional dan menjahit para pemimpin muda, jaringan master setempat, terlepas dari apa mereka di negara itu, ingin berpartisipasi dalam lingkungan mereka, daerah mereka, negara dan negara,” kata Ditas.
Dimo menjelaskan bahwa lulusan beasiswa sekarang telah membentuk sekitar seribu pemimpin nasional yang berpartisipasi dalam berbagai bidang, menteri, pemimpin regional, anggota legislatif, pemimpin kota universitas, organisasi media, pengusaha birokrasi.
“Prinsip saya adalah mengumpulkan para pemimpin muda ini dengan semangat besar, untuk mencintai dan membangun negara ini untuk kegembiraan dan produktivitas. Terutama era ekonomi geopolitik dan global ekonomi saat ini, Indonesia membutuhkan anak -anak dengan karakter, visi, dan inisiatif yang baik,” kata Dim.
Pada saat yang sama, Presiden Khusus Dirgayaza Setiawan dari Presiden Republik Indonesia mengevaluasi program KBFP, yang bekerja secara konsisten.
Menurutnya, program -program seperti KBFP bertanggung jawab atas pengembangan Presiden Prabow Subanto dalam pengembangan sumber daya manusia yang lebih tinggi (SDM).
“Presiden Prabowo berkomitmen untuk menghadirkan universitas sekolah menengah secara keseluruhan di Indonesia sebagai strategi utama untuk meningkatkan sumber daya manusia nasional,” kata Dirgayaza.
Hassanuddin, seorang peneliti dan CEO dari Pusat Penelitian Alvaro, menekankan pentingnya menggunakan Hadiah Demografi Indonesia, yang diharapkan berakhir pada 2030-2035.
“Kami memiliki waktu yang sangat terbatas untuk menghasilkan generasi yang lebih tinggi. Bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga semua pihak,” kata Hassanudd, yang juga salah satu pemimpin PBNU.
Kepala Budima dari Badan Kemiskinan Indonesia, cokelat Budima, mengatakan bahwa pentingnya para pemimpin muda untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan positif yang mampu mendorong kemiskinan dan meningkatkan sumur manusia.
“Dari pedesaan pemuda Indonesia ke kota, tingkat regional dan nasional perlu memahami dan mengikuti pengembangan teknologi dengan mencoba merangsang ekonomi, mengurangi kemiskinan dan memahami kesejahteraan. Menambahkan sumber daya manusia, dan terutama para pemimpin muda, sangat penting dalam pembacaan saat ini, kita tidak akan menjadi negara di belakang masa ini.”
Hibah atau KBFP dilakukan antara masyarakat sipil, sektor swasta dan tokoh pemerintah.
Program ini juga dirancang untuk memperluas kewarganegaraan dan kewarganegaraan para pemimpin muda dari berbagai bidang, menciptakan keragaman yang lebih maju, demokratis, terhubung, dan penuh hormat. (Dil/jpnn)