goyalorthodontics.com, Jakarta – Sejarah Perang untuk Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) mengatakan akan segera dijadwalkan ke layar lebar.
Film ini akan diambil oleh Pal8 Pictures, rumah produksi baru di bawah naungan Tempo Media Group.
Baca juga: Teuku Rassya mengungkapkan hal -hal tersulit yang bisa Anda mainkan, kata film Shirk
Proyek ini diadaptasi dari sebuah buku yang mencintai istri Munir Munir, Susivat, yang merangkum perjalanan dan perjuangan untuk kehidupan suaminya.
Munir adalah tokoh penting dalam gerakan untuk melindungi hak asasi manusia di Indonesia, terutama selama reformasi 1998.
Lihat juga: Film Uniman, Palagan Ambarava Kenang Historical Events, ini adalah Nadezhda Bamsuet
Dia meninggal secara misterius sebagai akibat dari tikus beracun arsenik selama penerbangan ke Amsterdam pada 7 September 2004. Pada waktu itu, Munir dalam perjalanan untuk melanjutkan studi mereka di Belanda.
Sutradara Pal8 Pictures, Bleve Sesarso mengatakan film ini akan menekankan sisi pribadi Munir dan bertarung sebagai produsen aktivis.
Baca juga: Game di film “Assalamoagam Baitull”, Michelle Gatal
“Kami mencoba untuk mengangkat kisah Munir, yang perjuangannya sangat penting sebelumnya ketika bahkan setelah reformasi,” katanya, selama dimulainya gambar Pal8 di Jakare, pada hari Selasa (06/17/2025).
Menurut Buddy, skrip buku yang ditulis oleh Suciwati memiliki elemen sinematik yang kuat. Buku ini menunjukkan tidak hanya perjuangan untuk propaganda, tetapi juga sisi pribadi keluarga, dari kisah cinta, pengalaman teror, hingga pengalaman kehidupan sehari -hari.
“Isi buku ini sangat sinematik dan layak untuk tumbuh di layar lebar,” katanya.
Produksi film “Loving Munir” dijadwalkan akan dimulai pada akhir 2025 dengan partisipasi aktor dan aktor yang lebih tua.
Film ini adalah salah satu dari empat nama pertama di mana rumah produksi akan bekerja, yaitu animasi petualangan Kobi, diadaptasi oleh saluran pendidikan KKKA, serta film “Alus” bocor, versi besar dari tiang synica milik Tempodotco.
Film lain, Kanjurhan Pintu, didasarkan pada sejarah para korban tragedi Kanjurukhan pada 1 Oktober 2022 (jlo/jpnn)