goyalorthodontics.com, Jakarta – Kepala Pusat Informasi Hukum (Kapubenkum) dari Kantor Kejaksaan (AGO) Harla Siregar menekankan kejahatan serangan terhadap status presiden dan wakil presiden yang dapat melukai jurnalis atau jurnalis.
Ini ditransfer oleh Harla Siregar ke klinik pengajaran dan topik memahami kejahatan wartawan dalam nomor penalti baru pada hari Senin (6/30).
Baca juga: untuk menangguhkan Komisi III Undang -Undang Hukum Pidana dapat dilakukan pada 1 Januari 2026.
Menurutnya, kejahatan serangan terhadap status presiden dan wakil presiden dalam seni. 218 Jumlah penalti masih merupakan perdebatan yang panjang.
“Salinan ini telah menjadi perdebatan yang panjang karena kemampuan untuk menghambat kritik, yang penting bagi wartawan untuk memahami batas -batas mengkritik pejabat pemerintah,” kata Harla.
BACA JUGA: Menunggu nomor penalti baru sebagai dasar untuk membahas aturan di departemen properti
Harli mengatakan bahwa media atau media harus memahami batasan ketika mengkritik pekerjaan pemerintah dan pejabat pemerintah.
“Kritik ini seolah -olah itu berarti penghinaan seperti. Tentu saja, batas ini masih belum jelas,” katanya.
Baca juga: Paradigma Kriminal Nasional
Dia mengatakan bahwa polemik sangat penting bagi wartawan untuk berhati -hati.
Harli juga menekankan penyebaran pidato kebencian, meskipun ini tidak terdaftar dalam nomor penalti baru.
“Kebencian beberapa salinan dalam jumlah penalti baru, seperti yang terkait dengan hasutan dan diskriminasi, sangat penting untuk menjadi fokus media,” katanya.
Harli memperkirakan bahwa kehadiran angka penalti baru menimbulkan sejumlah tantangan bagi jurnalis dalam terjemahan dan terjemahan.
Menurutnya, penting untuk memiliki sosialisme dan pemahaman lengkap tentang bagian -bagian yang dapat menghubungi wartawan.
“Maka harus ada keseimbangan hak dan tanggung jawab dalam ruang lingkup mempertahankan tekanan pers, sambil mempertahankan peran profesi,” Harla menyimpulkan. (Mcr8/jpnn) Apakah Anda pernah menonton film terbaru berikut?