goyalorthodontics.com, Jakarta – Kombinasi publik sipil menarik bagi publik dan influencer untuk segera berhenti mempromosikan rokok elektronik.
Permintaan datang sebagai respons terhadap peningkatan prevalensi penggunaan rokok elektronik di kalangan kaum muda.
Baca Juga: Surat Terbuka untuk Ariel Noah dan Prakiraan, ini adalah isinya
Dalam surat terbuka yang ditujukan untuk pengaruh, koalisi menekankan pentingnya peran mereka dalam melindungi kesehatan generasi muda.
Mereka mengingatkan efek negatif dari promosi produk yang dapat menyebabkan kecanduan nikotin.
Baca Juga: Hasil Studi: Rokok elektronik tidak memicu kebiasaan merokok di masa depan
“Penggunaan nikotin yang terkandung dalam rokok elektronik dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak depan selama periode pertumbuhan (anak -anak dan remaja),” isi surat terbuka dari masyarakat sipil, Minggu (1/6).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahaya nikotin dalam rokok elektronik, yang dapat menyebabkan kecanduan yang lebih kuat daripada rokok biasa.
Baca Juga: 3 Berita Artis Berita: Jaja Miharja dirawat di rumah sakit, Dul Jaelai sedih
Penelitian menunjukkan paparan iklan rokok elektronik di media sosial yang terkait dengan keinginan remaja untuk mencoba produk.
Survei ini juga menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen anak -anak di beberapa kota besar terpapar iklan rokok elektronik.
“Data Global Survei Tembakau Dewasa (GATS) 2021 menunjukkan bahwa konsumsi rokok elektronik telah meningkat secara dramatis menjadi 10 kali dalam satu dekade. Meskipun untuk 10-18 tahun remaja, telah meningkat dua kali dalam 5 tahun, dari 0,06% pada 2018 menjadi 0,13% pada tahun 2023,” konten surat.
Oleh karena itu, Koalisi meminta tokoh -tokoh publik untuk menghapus unggahan terkait dengan promosi rokok elektronik dari akun media sosial mereka.
Pada hari tembakau dunia, koalisi mengkonfirmasi pengaruh tidak hanya pencipta konten, tetapi juga pendapat umum yang dapat mempengaruhi perilaku anak muda.
Koalisi berharap pengaruh dapat menjadi pengaruh yang lebih positif dan mendukung gaya hidup sehat bagi generasi muda.
Permintaan diharapkan menjadi momentum agar pengaruh lebih bertanggung jawab atas konten bersama.
“Kami meminta pengaruh, isi pencipta, selebriti digital Indonesia, untuk berhenti mempromosikannya dan itu adalah pengaruh sejati yang melindungi anak -anak negara,” katanya. (Mcr31/jpnn)