Mendikti Akan Fasilitasi Dialog Soal Rencana Rektor Mengubah Fateta IPB Menjadi Sekolah Teknik

goyalorthodontics.com, Jakarta – Berencana untuk mengubah Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) di Bogor Agricultural University (IPB) di Sekolah Kejuruan terus menangkap penolakan berbagai pemangku kepentingan, termasuk mantan siswa dan siswa. Dalam menanggapi hal ini, Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Mendicti) Brian Urialto mengatakan dia akan mempromosikan dialog untuk menemukan solusi terbaik.

“Saya berbicara dengan Perdana Menteri, Tuan Arif. Kemudian dia dipromosikan dalam arti bahwa komunikasi terjadi bersama dan Perdana Menteri mengatakan dia akan mengundang semua yang terlibat untuk berdiskusi dengan hati -hati.”

Baca Juga: DPR Akan Menjadi Penjelasan Citar tentang Kamus Perubahan Nasib IPB Menjadi Fakultas Teknik

Ketika ditanya tentang kemungkinan menilai keputusan presiden terkait dengan perubahan, Brian menekankan bahwa itu adalah otoritas kampus.

“Ini di tingkat kampus, di mana kampus berdiskusi tentang dialog dan komunikasi. Bersama -sama kita akan dapat memajukan kampus,” Profesor ITB menjelaskan.

Baca Juga: Perencanaan Sekolah Teknik, Komite X Pembicara Dewan Perwakilan Rakyat X panggilan di IPB untuk menghormati nilai historis Destiny

Brian menekankan komitmennya untuk memperhatikan berbagai masalah di universitas. “Tentu saja, semua masalah di kampus, kami fokus,” katanya.

Pembicara Dewan Perwakilan X Hetifah Sjaifudian menekankan pentingnya mempertahankan identitas ilmiah yang menentukan yang memainkan peran strategis dalam pengembangan teknologi pertanian. “Modifikasi dalam nomenklatur harus didasarkan pada penelitian ilmiah yang kuat, relevansi di masa depan, dan rasa hormat yang melekat pada nilai -nilai historis dan fitur ilmiah,” kata Hetifa.

Baca Juga: Dua Profesor Menjelaskan Pentingnya IPB Fateta

Sebelumnya, presiden yang menentukan IPB Luhur Buriarso Alumni Association menekankan pentingnya peran Fateta dalam mendukung pengembangan sektor pertanian. “Kami saat ini menghadapi tantangan yang sangat besar dan pemerintah telah menekankan melalui ASA Cita bahwa pertanian berada di garis depan,” kata Luhur dalam diskusi akademik di Pusat Konvensi IPB, Senin (10/6).

Rencana perubahan ini semakin memicu perdebatan di kalangan akademisi, dengan banyak orang mengevaluasi situasi perubahan Fateta di sekolah teknis yang berpotensi mengurangi kekhususan teknologi pertanian, yang telah menjadi puncak lembaga pendidikan. Proses dialog antara kampus, alumni dan pemangku kepentingan lainnya sedang dilakukan untuk menemukan solusi yang tepat. (tan/jpnn)

Baca lebih lanjut … Rekomendasi Pin IPB Alumni Fate tentang Tantangan Pembangunan Nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *