Al-Ikhbaria, sebuah saluran televisi Suriah, melaporkan bahwa pemerintah Suriah sejalan dengan Undang-Undang 1974. Dan pemerintah Suriah tidak siap untuk negosiasi.
Akibatnya, masih terlalu dini untuk membahas normalisasi hubungan Suriah -israel, kata televisi Suriah.
Baca juga: Dihadapkan dengan Iran dan Ka Israel
Di masa lalu, banyak media regional dan internasional mengutip sumber mereka dan melaporkan bahwa Suriah siap menandatangani perjanjian dengan Israel tentang normalisasi hubungan dalam beberapa bulan mendatang.
Sumber -sumber pemerintah Damaskus menekankan bahwa masih terlalu dini untuk menyatakan perjanjian damai dengan perwakilan Israel.
BACA JUGA: Jalur Bombarder Israel Gaza, 92 Palestina terbunuh
Gideon Saar, kepala urusan luar negeri Israel, mengatakan partainya tertarik untuk menormalkan hubungan dengan Suriah dan Lebano jika kepentingan keamanan nasional disimpan.
Saar juga menekankan bahwa dataran tinggi Golan akan tetap berada di bawah kedaulatan Israel, berdasarkan perjanjian apa pun.
Baca juga: warga negara Indonesia yang
Sebelumnya pada tahun 2024. Desember Benjamin Netanyahu, pemimpin otoritas Israel, mengatakan perjanjian rilis dengan Suriah dilaksanakan tak lama setelah 1973. Perang Yom Kippur dan tidak ada lagi.
Menurut Israel, ini karena tentara Suriah telah meninggalkan tempat mereka.
Netanyahu menekankan bahwa ia, bersama dengan Menteri Pertahanan dan sepenuhnya mendukung kabinet, memerintahkan Angkatan Bersenjata Israel (IDF) untuk menduduki area peluncuran.
Dataran tinggi Golan adalah bagian dari Suriah hingga 1967. Selama Perang Enam Hari, tentara Israel mengorganisasi wilayah tersebut, dan setelah Perang Yom Kippur (1973), kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata dan mengevakuasi tentara.
1974 Pos Dukungan Perdamaian Perserikatan Bangsa -Bangsa mulai berpartisipasi di Dataran Tinggi Golan. (Semut/dil/jpnn)