goyalorthodontics.com, Wakil Presiden JRNN Hiddaat Nur Wahid mengatakan ziarah pada tahun 2024 benar -benar bermasalah, terutama dengan pembagian proposal dalam kuota tambahan lima kolom Islam.
Dia mengatakan bahwa sebagai tanggapan terhadap langkah -langkah Komite Transformasi Korupsi (CSO), yang dituduh 2024.
Baca juga. Setelah tambahan haji kuota penyimpangan DPR RI Komisi Khusus membuka kesempatan untuk melibatkan KPK
“Jika ziarah itu benar tahun lalu, itu benar -benar memiliki sesuatu dengan peningkatan kuota, maka penunjukan itu menjadi masalah,” kompleks parlemen (6/20).
Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat mengatakan bahwa seorang peziarah tambahan VIII tahun 2024, yang dibeli oleh Indonesia, harus didistribusikan ke 92 biasa dan, khususnya, delapan persen.
Baca juga. Versi Komisi Kuesioner Khusus tentang Kuota Heigu, bukan Otoritas Menteri Agama
Kemudian, Komisi Khusus DPR RI Haji sebenarnya disajikan secara teratur untuk distribusi rilis khusus secara terpisah.
“Ini adalah masalah selama implementasi, bukan peningkatan kuota. Dalam hal ini, inilah yang bisa dimiliki PKC, mengapa itu akan terjadi,” kata Five.
Baca juga. Distribusi kuota haji tambahan 10.000 ini ke 34 wilayah
Legislatif partai (PKS) mengatakan bahwa hasil pelanggaran oleh Komisi Khusus ANC dapat menjadi masuknya CSO ke dalam penyelidikan Rasua.
“Jadi, jika ada kesimpulan dan penemuan yang benar, korupsi bahwa korupsi memiliki hak untuk menyelidiki MPC,” kata lima.
Sementara itu, kuota tambahan ziarah memang telah menjadi salah satu kesimpulan dari Komisi Khusus DPR pada tahun 2024.
Komite Khusus Haji tidak memberikan distribusi tambahan kuota 2024, yang tidak sesuai dengan hukum “TSUN 2019” Hayj dan Umra.
Komisi Khusus telah menemukan kuota 50:50 dari 20.000 kuota tambahan pada tahun 2024 yang dikeluarkan oleh Arab Saudi.
Sebelumnya, KPK mempelajari kemungkinan kasus korupsi karena Indonesia pada tahun 2024.
“Ya, itu benar,” kata aktor itu pada hari Kamis (6/19). (Ast / jpnn)