goyalorthodontics.com, Jepara – Polisi mencari rumah seksual yang berharga dengan inisial (21) di desa Sendang, distrik Kalinyaman, Kabupaten Jepara, Java Central (Java Central), Rabu (30/4).
Pusat pusat Komisaris Polisi Pusat Java DWI mengatakan untuk mencari jumlah korban meningkat menjadi 31 anak.
Baca juga: Sepertinya predator seksual di Jepara, 31 anak menjadi korban
“Peristiwa terbaru adalah aksesori. Oleh karena itu, jumlah korban tidak lagi berusia 21 tahun, ada 31 anak di bawah umur yang menjadi korban kebobrokan penulis,” kata persidangan DWI dalam sebuah pernyataan tertulis, Rabu (30/4).
Sekarang penyelidik masih menyelidiki alasan penulis menyerang lusinan anak perempuan, sebagian besar siswa. Termasuk informasi dari korban.
Baca juga: Predator seksual ini masih berkumpul, dikatakan bahwa para korban adalah 30 anak, untuk memperingatkan
Sebagian besar korban adalah penghuni Kabupaten Jepara. Namun, itu berasal dari beberapa daerah, dari Semarang, Lampung, beberapa daerah di Jawa Timur.
DWI Sole mengatakan jumlah korban dapat meningkat karena tidak semua dilaporkan. Dia meminta orang tua yang anak -anaknya menjadi korban untuk mengecam insiden polisi ini.
BACA JUGA: Dia menyikat predator seksual, pollies pasti akan melindungi korban dan wartawan
“Namun, angka ini bukan yang terakhir, karena hari ini ada bukti lain. Pengakuan penulis memiliki beberapa dokumen yang telah dihapus.
Hasil penelitian menemukan beberapa bukti, yaitu, beberapa kartu awal, berbagai kontrasepsi, empat ponsel, topi dan pakaian milik penulis yang digunakan selama tindakan bejat mereka.
“Beberapa bukti akan digunakan untuk menyelesaikan file kasus dalam kasus kejahatan seksual yang dilakukan oleh tersangka,” kata Komisaris Publikasi Public Java Artanto Regional.
Setelah pencarian, para pelaku dibawa ke polisi regional di Jawa untuk menjalani penahanan.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa setidaknya 21 anak di bawah umur adalah korban kekerasan seksual di Jepara Regency, Central Java.
Agresor pria itu berusia 21 tahun. Dia bertindak menggunakan jaringan media sosial (media sosial).
Para penyelidik menemukan dokumentasi fotografi dan aktivitas seksual dari sebuah video yang dipimpin oleh tersangka terhadap para korban.
Bahan ini disimpan dengan hati -hati dalam folder yang berisi identitas dan kronologi masing -masing pengorbanan dengan kisaran 12 hingga 18 tahun.
Sejauh ini, proses investigasi masih ditemukan di seluruh mode dan periode kejahatan seksual. (WSN/JPNN)