Pelindo Siapkan Solusi Jangka Panjang Agar Macet Horor di Tanjung Priok Tak Terulang

goyalorthodontics.com, Jakarta – Pt Pelindo (Persero) memastikan bahwa lalu lintas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, normal setelah kemacetan lalu lintas dari 17 – 18 April.

Aktivitas di terminal kontainer berjalan secara normal dan input dan output dari mobil wadah juga dipantau dengan lancar.

Baca juga: Masalah dengan kemacetan horor di Tanjung Priok, Gubernur Pramono: Itu membuat saya gelisah

“Kami mengkomunikasikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir, dan kami terus bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat dalam pelabuhan sehingga insiden tersebut tidak mengulangi,” kata Pelinda Arif Suhartono dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (22/4).

ARIF mengungkapkan bahwa kelebihan beban disebabkan oleh ketidakmampuan terminal kontainer baru 1 (NPCT1) dalam perencanaan operasi, sehingga ada peningkatan dalam kegiatan yang melebihi kapasitas pemuatan dan pembongkaran kontainer.

Baca juga: Batas Batas Pelindo Memasuki Pelabuhan Tanjung Priok

Pertumbuhan itu disebabkan oleh penundaan dalam jadwal ramping kapal, yang menyebabkan ketiga kapal berlabuh ke NPCT1.

Sementara itu, negara telah meningkatkan jumlah truk yang datang ke pelabuhan untuk mengirimkan atau mengangkut kontainer dengan kondisi sebelum liburan akhir pekan yang diperpanjang.

Baca juga: Pelindo mengungkapkan kelebihan beban yang lama di Tanjung Priok

“Di NPCT1, yang merupakan pusat kepadatan, sampai sekarang kami terus melihat proses input dan output dari barang untuk mempercepat normalisasi layanan,” lanjut Arif.

Untuk mempercepat penurunan kepadatan di NPCT1, ARIF melanjutkan, Pelindo, bersama dengan otoritas terkait, membuat kembali ke terminal lain untuk kapal yang akan melakukan pembongkaran untuk mengurangi tingkat kepadatan kontainer.

ARIF juga menekankan bahwa semua port dan perangkat, termasuk gerbang operasi, dalam kondisi normal dan bekerja dengan baik.

Sementara itu, ketua DPP Ina Carmelita Hartoto mengatakan partainya berkoordinasi dengan Pelind untuk mengatasi masalah tersebut.

Dalam upaya untuk mengelola kelebihan beban, Pelindo mengoptimalkan penggunaan area buffer dan juga menyiapkan lapangan sebagai tas parkir dan menempatkan transfer truk ke gerbang pos 9.

Sebagai solusi jangka pendek, Pelindo mempercepat penerapan sistem reservasi terminal (TBS) untuk mencegah kelebihan beban.

Agar efektif dalam berjalan, FFB juga membutuhkan dukungan untuk pemangku kepentingan.

“Pelindo saat ini sedang mempersiapkan solusi jangka panjang untuk membebani kelebihan beban di pelabuhan Tanjung Priok, salah satunya adalah pembangunan jalan baru. Namun, proyek ini membutuhkan waktu dan kerja sama dengan pihak -pihak terkait,” tambah Carmelita.

ARIF mengkonfirmasi pembangunan jalan baru atau akses baru ke timur (NPEA), yang secara langsung menghubungkan terminal Priok baru dengan jalan pelabuhan sebagai solusi jangka panjang dan saat ini sedang mempersiapkan pengembangan.

“NPEA akan menjadi pendekatan baru untuk memperkuat pendekatan yang ada, sehingga mendukung kelancaran pergerakan barang dari aset industri dan menuju pertanian industri Cicarang, Cibitung dan daerah lain ke pelabuhan Tanjung Priok,” pungkas Arif. (MRK/JPNN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *