Kelompok Anarko Dalang Kerusuhan Hari Buruh di Semarang, 6 Mahasiswa Jadi Tersangka

goyalorthodontics.com, Semarang – Polisi, Depturbs Hari Kerja Internasional atau Kelompok WhatsApp pada bulan Mei atau Mei atau Mei, Jumat (Java Central), kemarin (1/5) di depan kemarin (1/5).

Direktorat Keamanan Semarang, M. Syahudddi, disediakan oleh 16 orang dan disebut mencurigakan di bawah mereka.

Baca juga: Polisi pada bulan Mei mengungkapkan 6 tersangka di belakang Semarang Riot

Sysuddi mengatakan enam tersangka adalah bagian dari kelompok Anarco dengan menyaring massa gerakan.

“Kami masih mempelajari lebih dalam dan mengembangkan jaringan grup ini,” kata Mapolrestabes Semarang, Sabtu (3/5).

Baca Juga: Wartawan Waktu adalah tujuan polisi yang represif ketika Semarang Mei

Enam tersangka, yaitu, Dewan Sosial dan Politik, Siswa Universitas Negeri Semarang (Bem Unn), Fakultas MIPA dan Propaganda BEM, Kamal Maulana.

Kemudian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unnes Afrika Dhiaulhaq Al Hafiz, seorang mahasiswa di University of Semarang (USM), Nur Hysam, siswa sekolah menengah di Universitas Diponegoro, Siswa Sekolah Menengah (Kelompok) Mohamad Jovan Rizardi dan Universitas Mohammadiyah (Unimus), ABHAMIFO, ABHAMIFO, ABHAMIFO, ABHAMIFO, ABHAMIFO, ABHAMIFO, ABHAMIFO.

BACA JUGA: Komite III Pemimpin meminta Parling Polisi di Semarang ketika mereka mungkin

Menurut Synduddi, setiap tersangka berperan dalam kekacauan pemicu.

Mohammad Akmal Sajid disebut Koordinator Koordinator, dan para peserta telah mengenakan pakaian hitam dan menyaring massa dari 17:00 WIB.

“Semua guru diperintahkan untuk digunakan sebagai pribadi sebagai striker,” katanya, “komisioner itu adalah komisi.

Kemal Maulaa membantu rencana itu dan memperhatikan melempar pagar besi di dalam petugas. AFTA Dhiaulhaq membantu besi yang mengumpulkan besi untuk menutup pintu gubernur.

“Tujuannya adalah agar massa pihak berwenang dan luar negeri bebas untuk meluncurkan objek kepada petugas,” katanya.

Afrisal Nur Hysam, Stone meluncurkan dan mematenkan pihak berwenang. Mohamad Jovan Rizaldi melemparkan batu itu, mengambil besi dan menurunkan barikade. Abdillah Zico Ghiffi melemparkan kaca, batu, dan besi ke polisi.

Sebagai akibat dari kegiatan tersebut, beberapa petugas polisi terluka di berbagai bagian tubuh, termasuk tujuh titik dan cedera di kuil, yang harus dibangun dalam memar.

Selain itu, perangkat publik milik Pemerintah Kota Semarang (Pemkot), 74 juta RP rusak oleh total korban.

“Para tersangka didakwa dalam Pasal 214 dari 170 KUHP di penjara selama 70 tahun penjara,” katanya.

Polisi telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan terus berburu dan mengirimkan kepada aktor lain dari kelompok Anarko di kota pusat Jawa.

“Langkah ini adalah melepaskan kota dari gerakan anarkis yang menyebabkan tindakan yang aman, dapat diakses, dan kriminal,” katanya. (WSN / JPNN) Jangan lewatkan opsi editorial video ini:

Baca artikel lain … berapa banyak pertarungan melawan perjudian di Lampung? Transfer memiliki bukti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *