Pertempuran Pecah di Libya, Semua WNI Dipastikan Aman

goyalorthodontics.com, Tripoli – Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) memastikan bahwa warga negara Indonesia yang tinggal di ibukota Libya aman dan tidak terpengaruh oleh konflik bersenjata yang terjadi di sana.

Menurut Direktur Kementerian Luar Negeri Indonesia, Juda Negra, kedutaan Indonesia di Tripoli terus memantau keamanan dan status warga Indonesia di Libya setelah kedua belas.

Baca Juga: Dua Program Pelatihan Mahasiswa Libya Lengkap, Bandara Darurat di Cemara Sewu Beach

“Tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dan sekarang warga negara Indonesia berada dalam situasi yang aman dan tenang,” kata Juda dalam sebuah pernyataan singkat pada hari Rabu di Jakarta.

Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Kedutaan Besar Indonesia di Tripoli telah berhubungan dengan warga negara Indonesia yang tinggal di Tripoli, dan warga negara Indonesia merekomendasikan untuk meningkatkan kesadaran, memantau situasi keamanan otoritas lokal, dan terus berkomunikasi dengan kedutaan Indonesia.

Baca Juga: Dapatkan Kunjungan Libya Wamelu di MPR Indonesia, Fael Mohammed menyampaikan kabar baik ini

Menurut manajer PWNI, 535 warga Indonesia ditempatkan di Libya dan 302 di antaranya di Tripoli.

Yuda mengatakan sebagian besar warga negara Indonesia profesional atau aktif di sektor domestik, serta siswa dan warga negara Indonesia yang telah menikahi penduduk setempat.

Baca Juga: NTB Polda Memuat Orang Lalu Lintas ke Libya

Dalam keadaan darurat, warga Indonesia di Libya dapat segera menghubungi kedutaan Indonesia di Tripoli di +218-94-481-5608.

“Warga Indonesia yang bepergian ke Libya juga disarankan untuk menunda perjalanan mereka sampai situasinya aman dan stabil,” kata Juda.

Bentrokan bersenjata dilaporkan awal pekan ini di beberapa daerah di Tripoli selatan, Libya. Abdul Ghani ALK Koli, kepala Dewan Presiden Libya, dilaporkan di tengah bentrokan yang mati.

Pejabat Pertahanan Nasional Libya (GNU) mengatakan pada hari Selasa bahwa operasi militer di Tripoli telah selesai. Sementara itu, menurut departemen darurat setempat, bentrokan itu menyebabkan enam orang.

Sejak penggulingan pemimpin Libya, Raza Gaddafi pada tahun 2011, Libya tidak lagi bersatu karena munculnya pemerintah saingan.

Selain itu, masih terbunuh dalam gnost di Tripoli melawan Pemerintah Nasional Berkelanjutan (GNS) yang berbasis di Tobrok dan “Kepala” Marshal Khalifa History. (Ant/dil/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *