Pro Kontra Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates di Indonesia

goyalorthodontics.com, Jakarta – Bill Gates, melalui yayasannya, Yayasan Bill & Melinda Gates, saat ini mendanai penelitian dan tes vaksin tuberkulosis (TB), yang telah memasuki fase latihan klinis di beberapa negara.

Ini diungkapkan oleh Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan salah satu isi percakapannya dengan Bill Gates di Palau de Merdeka, Jakarta, Rabu (7/5).

Baca Juga: Bill Gates Diskusikan Vaksin TB dengan Prabowo di Palau

“Dia mengembangkan vaksin tuberkulosis untuk dunia, tetapi Indonesia akan menjadi salah satu percobaan (vaksin), dan kita tahu bahwa TB mengambil korban cukup besar, yang meninggal hampir 100.000 setiap tahun,” kata Presiden Prabowo pada hari Rabu pada sebuah pernyataan di Palau de Mrwa, Jakarta, Rabu.

Presiden kemudian menekankan bahwa pemerintah berjanji untuk mengurangi mortalitas karena TBC, yang sekarang telah dilakukan melalui berbagai program, termasuk kontrol kesehatan gratis.

Baca Juga: Tuberkulosis, Pencegahan dan Ancaman Perawatan harus difokuskan

“Dia menunjukkan komitmen, terus membantu kami di bidang ini (pencegahan tuberkulosis) dan mengembangkan vaksin terhadap malaria,” kata presiden.

Di Istana Merdeka, Bill Gates mengatakan ada dua tempat yang ditunjuk sebagai studi klinis vaksin TBC di Indonesia. Bill Gates mengatakan uji coba akan membantu pengembangan vaksin tuberkulosis sehingga kemudian dapat digunakan di negara -negara dengan kasus TB yang tinggi.

“Kami mengambil persidangan di Afrika, India dan di sini (Indonesia). Kami benar -benar menunggu ini,” kata Bill Gates.

Bill Gates melanjutkan pencegahan dan pencegahan tuberkulosis menjadi salah satu yayasan penelitian dan lembaga yang difokuskan di bawah ini. Sejauh ini, tidak hanya tuberkulosis, gerbang juga berpartisipasi dalam pengembangan vaksin pneumonia, HPV, malaria dan diare.

Presiden Prabowo menerima kedatangan Bill Gates kepada Palau de Merdeka di. 08.00 WIB. Presiden Prabowo dan Bill Gates bertemu sekitar 2 jam di Istana Merdeka.

Di sisi lain, Ex -Deputy II mengkritik kantor staf presiden, Yanuar Nugroho, media sosial setelah mengisyaratkan program uji vaksin TB yang didukung oleh Yayasan Indonesia dan pemerintah Indonesia. Melalui platform X, Yanuar mengatakan bahwa dana dana senilai 2,6 triliun rp untuk studi klinis vaksin tuberkulosis sebagai cara untuk “menjual orang -orang mereka sendiri”.

“Gila. Menjual orang sendirian semurah semua orang yang terlibat dalam kasus ini: Antara memiliki hati, atau tidak memiliki otak,” tulisnya melalui akun @yanuarnugroho.

Pernyataan itu segera mencapai gelombang reaksi dari penduduk yang menganggap komentar mereka sebagai berdasarkan dan melemahkan upaya nyata untuk memberantas TBC di Indonesia.

“Program ini tidak dalam waktu yang lama, Bro? Masuki Program Prioritas Kesehatan untuk meringankan TBC juga. Karena Indonesia tidak pernah diselesaikan dengan Tuberkulosis berkat rokok. Keknya adalah salah satu alasan kami untuk paspor kami karena tuberkulosis ini preset,” SA @Uleleng.

Sementara akun @Lyndaibrahim ingat bahwa upaya vaksin adalah tahap hukum dalam proses medis. “Mas, maaf, bukan tes vaksin yang termasuk dalam protokol medis? Ini berarti, selama pesanan dilakukan di lorong, apakah tidak ada masalah etis?” katanya.

Indonesia saat ini berada di tempat kedua di dunia dalam jumlah kematian akibat TBC setelah India. Rata -rata, 90.000 hingga 100.000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini. Sesuai dengan 270 nyawa yang hilang suatu hari, ketika dua pesawat Boeing 737 jatuh setiap hari.

Kecenderungan untuk prevalensi tuberkulosis yang telah berkurang lagi meningkat lagi setelah Pandemia Covid-19. Beberapa negara seperti Jepang bahkan memerlukan tes tuberkulosis gratis dalam proses meminta visa untuk warga negara Indonesia.

Pemerintah menyatakan bahwa kepunahan tuberkulosis menjadi salah satu Presiden Program Cepat (PHTC) terbaik Prabowo. Selain memperkuat sistem dan pengobatan deteksi dini, pengembangan vaksin adalah strategi utama.

Dipercayai bahwa Biofarma, produsen vaksin berbasis bandung terbesar, untuk memimpin pengembangan ini. Biofarma saat ini merupakan produsen terbesar dari dunia poliovaxine, mengekspor 150 negara dan menghemat 9-10 juta nyawa setiap tahun. Perusahaan juga berhasil memproduksi vaksin “merah dan putih” Covid-19 secara mandiri.

Kementerian Kesehatan (Kemmenes) melaporkan bahwa persyaratan anggaran untuk Program Manajemen Tuberkulosis (TB/TB) pada tahun 2025, RP2,4 triliun adalah Rp2.4 hingga tahun lalu dipromosikan menjadi RP2.27 triliun.

`Dalam anggaran, ada sedikit peningkatan sejak 2024, (meningkat di sekitar) 200 juta euro pada tahun 2025,” “Penjabat Direktur Jenderal (Dirjen) mengatakan kepada Kementerian Kesehatan Murti Utami dalam audit pertemuan Komite Perburuhan (PANJA) dari Asuransi Kesehatan Nasional dengan Komisi Kamar Perwakilan pada hari Rabu.

The Gates Foundation, pembeli vaksin polio terbesar di dunia, sekarang mendukung pengembangan vaksin tuberkulosis Biofarm. Vaksin ini tidak hanya diharapkan untuk membantu Indonesia, tetapi juga akan menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia dan mengkonfirmasi posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam inovasi kesehatan global. (Mcr10/jpnn) Jangan lewatkan video untuk pilihan editorial ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *