goyalorthodontics.com, Bogor -Perselisihan dari pemilik ribuan meter persegi tanah di Cibinong, Bogor Reginang, yang melibatkan aktor Atarik Siah dan seorang penduduk bernama Dede Man belum selesai, meskipun ada keputusan hukum permanen pengadilan.
Kasus ini sebenarnya dipanaskan setelah Pengadilan Distrik Cibinong (PN) memerintahkan keputusan untuk mengosongkan tanah yang dituntut Atarik Siah.
Baca Juga: Ini adalah yang berikut di depan rumah Atarik Shah yang dihancurkan oleh Pengadilan Distrik Cibinong
Karena partai kehilangan perselisihannya, Atarikh berusaha mencegah pengambilan keputusan.
Namun, pengacara Dede Tasno mengatakan Bagus Sajavan, kasusnya sebenarnya adalah kasus tertutup.
Baca juga: Atarik Siach bergabung dengan para petugas, proses menerapkan rumah itu kacau
Menurutnya, perselisihan itu diselesaikan oleh pengadilan di tingkat pertama di Pengadilan Distrik Cibinong sampai memperbaiki (PC) di Mahkamah Agung (M -R). Semua tingkat pengadilan terganggu oleh tanah kontroversial seperti yang dimiliki Dede Tasno.
Mengikuti vonis Intach, kamp Dede Taso mengajukan implementasi.
Baca Juga: Atarik Siach belum menerima surat resmi untuk melaksanakan pembongkaran rumah dari Pengadilan Distrik Cibinong
“Kami mengirimkan aplikasi untuk implementasi dan kasusnya sebenarnya adalah Inkach pada tahun 2021,” kata Eka Bagus Setavan di daerah Cibinong, Jawa Barat, Jumat (5/16).
Eka menambahkan bahwa kliennya selalu membuka ruang untuk dialog dan intervensi. Namun, Atarik memilih untuk mencoba memperkuat klaim tanah kontroversial di pengadilan.
“Kamar kami terbuka selebar mungkin. Selama sepuluh tahun, tidak ada jawaban, dan bukannya penolakan pihak Atarikh. Karena itu, kemarin kami mengajukan permintaan untuk implementasi melalui Pengadilan Distrik Cibinong,” tambah Eka.
Para pendukung penasihat hukum LHP, firma hukum, juga mengatakan bahwa sebagian besar negara yang disengketakan sudah memiliki bangunan di rumah utama Atarik Siah dan saudaranya.
Oleh karena itu, kamp “Dede People” terus membuka ruang untuk dialog karena ada keluarga Atariskik yang tinggal di rumah.
“Bahkan kemarin sore, kami membuka kamar lagi karena mereka bertanya. Karena tanah, beberapa dari dua pertiga ditabrak rumahnya. Dia menabrak rumah Atarik. Jadi ini adalah rumah utama. Jika dia adalah rumah saudaranya,” katanya.
Namun, sampai jangka waktu menyatakan, Atarik Siah tidak merespons. Proses implementasi diimplementasikan lagi hari ini.
“Sampai kemarin kami menunggu 7, bahkan pada jam 8, kami menunggu jam 9:00, tidak ada jawaban dan ketidakpastian. Jadi hingga hari ini, kami memberikan pembunuhan tambahan,” kata Eka Bagus.
Meski begitu, kamp “Dede” masih memberikan kesempatan untuk perdamaian jika Atarad ingin memberikan kompensasi yang adil.
“Jika dia mengatakan bahwa sekarang dia ingin membawa kedamaian dari Atarik, ke kesadaran yang ingin dia sediakan, kami menunggu. Kami memberi waktu, itu tidak hanya akan bertahan. Karena proses hukum harus berlanjut,” kata Eka Bagus. (Mcr7/jpnn)
Baca artikel lain … rumah -rumah itu diusir dari sengketa tanah, nuansa salah Atarik