JPNN.com – Anggota Komite Handicoms XIII Raja Faisal Sitorus mendorong para perwira dari Institut Penjara dan Percobaan (LAPAS) di daerah yang rentan terhadap konflik bersenjata secara keseluruhan.
Read More : Israel-Iran Memanas Lagi, Perwakilan RI Perlu Waspada
Ini ditransmisikan oleh raja dalam menanggapi peristiwa 20 tahanan (tahanan) melarikan diri dari kelas IIB LaPas da Nabire, Papua Tengah pada hari Selasa, 2 Juni 2025.
Baca Juga: Ini adalah momen bagi Megawati-Jerman untuk tampil bersama di Pancasila Building, lihat
Berdasarkan informasi tersebut, tahanan yang melarikan diri dan melukai pejabat itu adalah Papua Papua Liberation Army (TPNPB OPM) Nasional Western Free Free (TPNPB OPM) atau kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Legislator Partai Demokrat mengatakan bahwa insiden yang terjadi di kelas Nabate IIB sangat mengkhawatirkan. “Pada awalnya, saya khawatir tentang apa yang terjadi di Nabire Lapas, di mana para tahanan melarikan diri dari melukai pejabat penjara yang mereka pegang,” kata Raja dalam sebuah pernyataan, Senin (6/6/2025).
Baca juga: Lihat, 100 tahanan pindah ke Nusakambangan, apa kasus mereka?
Menurutnya, biasanya ada bentrokan antara penghuni penjara (WBP) dan penjaga penjara dalam penangkapan di daerah -daerah yang rentan.
“Menurut saya, tahanan di tahanan cenderung bertentangan dengan senjata. Dalam beberapa penangkapan ini, mereka biasanya muncul, tabrakan antara WBP dan penjaga penjara, seperti peristiwa penjara Nabire antara TPNPB OPM dan staf penjara,” katanya.
Baca Juga: Sudono Terkubur di Tanah Longsor Di Cirebon Ditemukan
Menurutnya, dengan mengacu pada hukum (hukum) nomor 22 tahun 2022 tentang koreksi, agen penjara dapat menggunakan senjata api untuk menjaga keamanan dan ketertiban di penjara, seperti untuk gangguan atau insiden tertentu.
Dia juga mengklaim bahwa dia telah mengusulkan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat XIII, sehingga tahanan tidak hanya menghindari penilaian yang disiplin dengan subjek, tetapi harus dituduh melakukan kejahatan lebih lanjut.
“Ini bermaksud untuk membuat di masa depan meminimalkan acara seperti ini. Jika memungkinkan, tidak akan ada acara seperti ini lagi,” kata Raja.
Acara tahanan melarikan diri di Lapas II B Nabire terjadi dua kali bulan lalu.
Insiden pertama melibatkan tiga tahanan yang juga terkait dengan KKB, seperti Telenggen alias Veghetable, Salam Telenggen, juga dikenal sebagai Telenggen Uras, alias de Yomison Mirib pada 8 Mei 2025.
Lebih baru, 20 tahanan melarikan diri dari kelas IIB Nabire Lapas Selasa, 2 Juni 2025. (Fat/JPNN)