Mantan Komisioner KPK Duga Ada Aktor Lain di Balik Mafia Peradilan Suap Rp 60 Miliar

goyalorthodontics.com – Jakarta – Komisaris untuk Komite Korupsi 2015-2019 mendorong Laode Muhammad Syarif Mahkamah Agung menjadi serius bagi mafia yudisial dalam kasus polusi polusi 60 miliar polusi.

Menurut seorang pria yang lahir di Muna, Sulawesi tenggara pada 16 Juni 1965, kasus ini tidak hanya dalam kasus hakim yang kejam, tetapi tindakan itu dilakukan secara sistematis dan banyak partai dilakukan.

BACA JUGA: Hakim dan pengacara yang terlibat dalam suap RP. 60 miliar layak dihukum serius

“Saya sangat khawatir mendengarkan kasus ini. Sangat menyedihkan.

“Tindakan menerima suap tidak hanya secara pribadi menghancurkan citranya, tetapi juga mencemari nama Mahkamah Agung (Mahkamah Agung),” tambah University of Sydney.

BACA JUGA: Pengacara Hedon, Tekor People: IDR 60 miliar hingga kering 17,7 triliun IDR

Laode juga menduga bahwa para hakim tidak hanya bermain di Rp 60 miliar RP. Ada kemungkinan pengacara yang mencoba menyuap bahkan dapat ditransfer ke petugas pengadilan.

“Jika hanya satu orang yang terlibat, mungkin hanya satu dari banyak hakim, tetapi ini adalah seluruh tim hakim dan komite menjadi perantara, itu berarti bahwa ini bukan hanya hakim, tetapi juga aktor lain, sebagai pengacara dan pejabat,” kata Laode.

Juga, baca: hakim penyuapan RP. 60 miliar, catatan ini ada di rumah Marcella Santoso

Pria yang pernah berspesialisasi dalam kurikulum dan melatih hukum lingkungan di Mahkamah Agung percaya bahwa ada penyebab suap RP. 60 miliar bukan hanya kasus seseorang, tetapi tindakan sistematis.

“Ini harus diperlakukan dengan serius oleh Mahkamah Agung atau Institut Pengacara, baik Peradi atau apa pun,” katanya.

Waktu ini bukan hanya alasan menyuap hakim yang berkaitan dengan pengacara dan petugas. Itu juga terjadi sebelumnya dan lagi. “Ini adalah berita gelap tentang sistem peradilan di Indonesia,” kata Laode.

Dia berharap bahwa penyelidik kasus ini akan terus mengikuti para pihak yang bersangkutan.

“Dalam hal penyuapan asal, aktor apa pun di baliknya harus diungkapkan, jika tidak terungkap, ketakutan hanya akan dianggap sebagai satu insiden umum, meskipun itu adalah kasus yang sistematis,” katanya.

Laode juga mendorong untuk membuat kelompok khusus bersama -sama, misalnya termasuk MA, KY dan masyarakat sipil yang kredibel.

“Ini untuk memetakan ruang tengkurap di Mahkamah Agung,” katanya.

Laode juga merujuk pada tidak adanya deklarasi dari pengacara profesional yang terkait dengan suap RP. 60 miliar.

“Saya belum pernah mendengar pernyataan dari orang tua -setablishment,” kata Laode. (*/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *