Syamsu Rizal Sebut Rekrutmen Tamtama TNI untuk Ketahanan Pangan Tak Boleh Bebani Negara

JPNN.com, Jakarta – Anggota Komisi Kamar Perwakilan Syams Rizal menanggapi rencana kerja 24.000 tni tmts, yang menekankan bahwa langkah tersebut harus disesuaikan dengan kapasitas anggaran negara dan tidak boleh mengganggu tugas -tugas utama pasukan bersenjata sebagai pelindung sebagai pelindung sebagai penjaga.

Read More : Wakil Ketua MPR Ingatkan Pentingnya Nilai Kebangsaan di Era Disrupsi ke Generasi Muda

“Program ini bagus, tetapi jumlah 24.000 maksimal, bukan titik referensi. Tahun ini tidak ada interval pekerjaan yang akurat. Dalam komisi saya menekankan bahwa implementasi tetap sesuai untuk kondisi keuangan negara. Jangan paksa jumlah jika tidak,” kata Syams Rizal ketika dihubungi pada hari Senin (6/16).

Baca Juga: Tentara Angkatan Laut Indonesia Membangun Karakter Nasional Generasi Muda Papua

Menurut anggota fraksi PKB ini, TAM adalah pekerjaan saat ini misi ganda. Selain pertahanan yang tersisa, mereka juga fokus pada dukungan dari Program Keamanan Pangan Nasional. Oleh karena itu, diharapkan bahwa setiap codel akan memiliki batalion baru yang berfokus pada potensi di atas daerah mereka.

“Misalnya, di daerah pertanian, batalion difokuskan pada keterampilan pertanian. Di desa, ia dapat fokus pada penangkapan ikan, berlabuh di pertanian, papui di Silvikulture dan Morawali di tambang. Semua cocok untuk potensi wilayah tersebut,” katanya.

Baca dan: Hakim menolak pembelaan Angkatan Laut Pembunuh Juwita

Mengenai kritik mengapa tidak mempekerjakan pekerja sipil untuk program ketahanan pangan, Syamsa Rizal mengatakan bahwa pekerjaan ini secara signifikan terkait dengan warga sipil, terutama dari sekolah profesional dan profesional.

“Ya, pekerjaan juga warga sipil, tidak. Tapi kami memprioritaskan spesifikasi. Jika Batalion Pertanian, maka dari Sekolah Pertanian Profesional, diprioritaskan. Itu bisa menjadi seorang sarjana yang tidak memiliki pengalaman kerja. Bahkan jika ia terlibat sebagai roti panggang, mereka memiliki kesempatan untuk berkembang,” jelasnya.

Baca: Dan: Mode TNI dari GOT GOLD-HP halus

Namun, dia ingat bahwa siapa pun yang dipekerjakan belum memiliki keterampilan dasar di bidang pertahanan. “Jangan meninggalkan Anda karena ia adalah seorang ahli pertanian, tetapi ia tidak memiliki kapasitas defensif, sebaliknya itu menjadi berat. Apa yang digunakan masih memiliki keterampilan pertahanan dasar, yaitu kompetensi profesional,” kata Syams Rizal.

Legislator Distrik Pemilu Sulawesi Selatan menambahkan bahwa semangat program ini harus memberikan kontribusi nyata bagi TNI dalam pengembangan regional tanpa meninggalkan tugas utamanya sebagai alat negara untuk pertahanan.

“Program ini bukan hanya masalah kuantitas, tetapi juga masalah penting dan kemauan untuk menganggarkan. Kami ingin berkontribusi pada keamanan pangan tanpa mengorbankan fungsi utama TNI,” katanya.

Syams Rizal juga membuka kemungkinan melibatkan sukarelawan dan lulusan yang tertarik pada bidang makanan untuk berpartisipasi dalam program ini. “Jika ada minat dan kemampuan, tolong termasuk SMK pertanian atau teknologi budidaya. Apa yang penting, ada integrasi antara keterampilan profesional dan pertahanan,” katanya. (tan/jpnn)

Baca artikel lain … Polisi Polisi Keluarga Polisi Tni tni di Lampung meminta penulis dijatuhi hukuman mati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *