JPNN.com, Sumedang – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bekerja pada orientasi yang direncanakan penarikan atau kepemimpinan Sekretaris Regional (SEKE) setelah berakhirnya kegiatan kepala regional.
Read More : Roman Dendam Pertemukan Abimana Aryasatya dan Tatjana Saphira
Penarikan gelombang lain yang diadakan di Institut Rumah Tangga di Jatinangorca (IPDN), Kabupaten Semedang, diikuti oleh 84 kepala regional yang baru saja menyelesaikan perselisihan di Pengadilan Konstitusi (MK) atau Re -Woting (PSU).
Baca juga: Awal yang buruk dari Maccial Hakim yang dilakukan oleh Menteri Urusan Internal di depan 84 Kepala Regional
Penarikan Wave III akan terus disimpan rencana mana yang mengikuti mereka sekretaris regional.
Wakil Menteri Urusan Internal (Vamendagri) Bima Aria Sugiarto mengatakan bahwa implementasi penarikan kepala regional dan sekretaris regional tentu tidak akan menggunakan anggaran besar, mengingat bahwa pemerintah telah menerapkan efisiensi.
Baca Juga: Setelah Kepala Regional, Bersiaplah untuk Sekretaris Regional juga akan mengikuti penarikan
“Ketika datang ke efisiensi, kami memastikan bahwa semua anggaran ditugaskan sesuai dengan kebutuhan mereka,” Bima di sela -sela kegiatan gelombang lainnya di kampus Jatinangor IPDN pada hari Senin (23.6.205) mengatakan.
Mantan walikota Bogorova menemukan anggaran untuk solusi gelombang kedua jauh lebih efisien daripada pertama kalinya ia ditahan di Akademi Militer Magelang (Akmil).
Baca Juga: Berbagai Bahan untuk Penarikan Kepala Gelombang Regional 2, Perbatasan Regional untuk Komunikasi Publik
Jumlahnya sendiri, kata Bima, tidak lebih dari Rp500 juta untuk sejumlah kegiatan dalam lima hari, mulai dari hari Minggu – Kamis (22-26 / 6).
“Seperti penarikan hari ini, sangat disimpan, tidak mencapai Rp. 500 juta, itu saja.
Dia menjelaskan banyak faktor, mengapa anggaran untuk mundur kali ini lebih efisien. Salah satunya adalah pilihan lokasi di kampus IPDN, yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri.
Kemudian jumlah peserta yang kurang dan tidak adanya Presiden Republik Indonesia (RI) Prabovo Subianto.
“Ketiga, tentu saja, ada penghematan dalam hal fasilitas, sudah ada objek yang sudah ada. Akhirnya, dan peristiwa khidmat yang kami kerjakan sesuai dengan kebutuhan, karena mereka juga terbatas, karena mereka juga terbatas.”
“Presiden yang paling mungkin tidak boleh hadir, karena penutupan tidak diundang dan banyak pihak, hanya diterapkan,” katanya. (Mcr27 / jpnn)
Baca artikel lain … Vanda Motif Killing-Satim-Satilation Ms. SA, Tuhan