JPNN.com, Jakarta – Mantan Menteri Reformasi Administrasi dan Reformasi Birokratis (Domain -RB) Dr. Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi, S.E., M.E., memahami peringkat rendah Indonesia dalam Indeks Kepolisian Dunia. Polisi Nasional berada di 60 perangkat, di bawah Singapura, juga Vietnam.
Read More : Ketum Baladhika Karya Bereaksi Keras Terhadap Upaya Pembunuhan Karakter Kepada Pimpinan DPR
Faktanya, Yuddy terus menyadari bahwa perangkat pengatur, sudah cukup untuk mewujudkan profil popri yang ideal, untuk membantunya mewujudkan pemerintah perlindungan perlindungan pemerintah.
BACA JUGA: Penjelasan Polisi di sekitar Gustiwiw Exit
Renungkan pengalaman di luar negeri dan memperdalam kemajuan Kepolisian Nasional, Dr. Yuddy mengubah Organisasi Kepolisian Nasional dengan membawa 4 reformasi.
“Reformasi struktural, reformasi pribadi dan reformasi pendidikan,” kata Yuddy dalam tema dengan tema “meningkatkan integritas dan profesionalisme polisi nasional Jakarta, di Jakarta, di Jakarta).
Baca juga: Ratusan Polisi Melindungi Tindakan Pertahanan Palestina di Bandarlamung
Dia berpikir empat reformasi, polisi nasional akan mencintai orang, sensasi keselamatan dan masyarakat memberi kenyamanan dan menawarkan pemerintahan gratis pada tahun 2045 -Gold Indonesian.
Presiden Inspektur Utama Kompolna terlebih dahulu. (RET) Arief Wicaksono Sudotomo mengingatkan anggota Kepolisian Nasional ketika mengisi tugas mereka, karena mereka tidak merujuk pada Tribrata dan prasety Pulri, tetapi nilai -nilai juga membuat perekat kewarganegaraan Indonesia.
BACA JUGA: Polisi Indonesia Digdenaya memiliki Proliga keempat terakhir pada tahun 2025, arena sritex disaksikan
Dia mengatakan bahwa Konstitusi 1945 dikembangkan di komunitas Pancasila dan Nilai -nilai Noble, mereka dapat menggunakan sebagai kepolisian nasional dalam nilai -nilai tribrate dan catur prasy.
“Layanan Polry bagus, tetapi mereka perlu ditingkatkan sesuai dengan harapan dan perubahan masyarakat yang relevan,” inspektur utama (ret.) Arief Wicakson.
Karobinkar SSDM Polry Brigadir Pol. Vanggeng Purnomo menerima nilai -nilai tribrata dan catur prasetya, termasuk nilai -nilai bangsawan yang dikembangkan di masyarakat, termasuk nilai -nilai agama, termasuk nilai -nilai agama.
“Jangan mengabaikan evaluasi publik. Dengan semua kelebihan dan kekurangannya, Kepolisian Nasional memiliki kesempatan untuk melaksanakan harapan masyarakat,” Brigadir Pol. Purnomo lama.
Pada saat yang sama, evaluasi kebijakan pengembangan ideologi Pancasila BPIP Prof. Dr. Dr. Muhammad Sabik percaya bahwa nilai -nilai Pancasila adalah pelindung prasy prasety prasety.
“Nilai -nilai Pancasila secara otomatis diprediksi apakah Tribrata Polisi Nasional dan Schaakprijsetya melakukan nilai -nilai,” jelas Sabri. (Exy / jpnn)