Jpnn.com, Jakarta-A Tanpa diduga mengambil spanduk dan mengecualikan presiden kedua Republik Indonesia, presiden kedua Republik Indonesia, sebagai pahlawan nasional, pada pertemuan Komisi (RDP), Menteri Kebudayaan, Menteri Kebudayaan (RDP), Menteri Kebudayaan), sebagai pahlawan nasional)
Read More : Jay Idzes Ungkap Sesuatu yang Tersembunyi di Timnas Indonesia
Awalnya, semua faksi Parlemen Indonesia dalam RDP menyatakan aspirasi untuk wilayah dan kualitas Kementerian Kebudayaan. Ketika Zon Fadli, tiba -tiba, sekelompok orang di ruang pertemuan menghindari spanduk dan berteriak.
Baca Juga: Komisi Rumah memiliki pertanyaan tertentu tentang efisiensi anggaran yang mengikuti peningkatan pinjaman
“Hentikan Proyek Sejarah Buku,” seru massa.
Massa juga membawa sebuah karya yang mengatakan “Tragedi pelecehan seksual Mei bukanlah gosip. Musuh yang telah berubah warna oleh dosa pesanan baru!”
Baca Juga: Dikatakan Ada Anggota Riau DPRD yang memiliki perkebunan kelapa sawit di Rimbang Balling Forest Area
Massa juga menolak pidato Suharto sebagai pahlawan.
Penundaan terhadap massa atas nama koalisi masyarakat sipil terus melawan impunitas.
Baca Juga: Faksi RDP sedang mempertimbangkan keputusan Mahkamah Konstitusi untuk memisahkan pemilihan
Presiden Sesi, Wakil Presiden Komisi, X Lalu Hardian Irfani, meminta petugas keamanan DPR untuk memastikan Misa dan pertemuan tersebut.
“Harap kembali ke posting mereka yang relevan. Pamdal tolong berikan,” katanya.
Massa tindakan tampaknya telah melakukan demonstrasi secara damai. Setelah mendengar instruksi presiden yang mendengarkan, massa keluar di bawah kepemimpinan DPR Pamdal. Namun, DPR Pamdal tampaknya tertarik pada atribut aksi koalisi, seperti bendera mereka.
Ada ketegangan di antara kedua belah pihak, tetapi massa dinilai dan bendera berhenti. “Ambillah, baca semuanya!” (tan / jpnn) Jangan lewatkan video terbaru:
Baca artikel lain … PKS Menghapus skandal Banten Genggara DPRD yang mempercayai siswa