JPNN.com, Jakarta – Ketua Partai Demokrat Tempur Indonesia DPP Ahmed Basara dan orang -orang Indonesia telah menekankan karena dunia internasional telah mengakui layanan dan peran Bonno.
Read More : Kronologi Saudia Airlines Diteror Bom, Penumpangnya Ratusan Jemaah Haji Depok
“Di Rabat, Maroko, ada jalan Sokarna di dekat Gedung Parlemen. Jalan Sokokarno diluncurkan di Tunisia, Nikkere Turki pada hari ulang tahun Bung Carno.
Baca ini juga: Gus Falah Bang Karno Broad dan moderat untuk keinginan sains
Menurut ketua faksi mode Indonesia MPR PDI-P, nama Sokarna di jalan diakui secara internasional karena mendukung layanan independen dari negara-negara ini.
Peran Bung Carno pada pertemuan Asia-Afrika di Bandung di provinsi Jawa Barat juga diidentifikasi di hati negara-negara Asia.
Baca juga: PDIP berfokus pada aktivitas Bang Karno Moon di tempat ini
Ketua Dewan Pakar MPXD PP Muhammadia Muhammad Amin Abdullah percaya bahwa pandangan para anggota parlemen Indonesia dari Distrik Pemilihan Panjang Malaysia dibenarkan.
Menurut Amin Abdullah, Bung Karno sangat terhormat kepada dunia karena “4p”, yaitu, sebagai prosesor, presiden pertama Islam, Panchasila.
Baca juga: Sokero Abadi Spirit
“Dengan ‘P’ (kampanye) pertama, Bung Carno dikenal karena pembebasannya di dunia Indonesia, dan dalam 10 tahun kami, dalam 10 tahun, 49 negara kolonial Asia dan Afrika didorong untuk sama -sama mandiri,” jelas Amin Abdullah.
Pada acara di Masjid Atta-Tooffi, Amin Abdullah dan Amin Abdullah menjelaskan kepada “P” kedua (Panchala Digger), Bung Karno sebagai pemikir hebat dari Dunia Timur, dari Dunia Timur.
Pada 30 September 1960, Bung Karno membahas hak untuk mendirikan PBB Vibrator baru (PBB).
Dan di “P” ketiga (presiden pertama), mantan Yun Sunan Kalizaga dari Bung Karnon memutuskan untuk menjadi presiden pertama Yabyakarta, ia selalu ingat rakyatnya.
Bung Carno memimpin negara besar bernama Indonesia, independen pada tahun 1945 dan tinggal di 90 juta penduduk.
Akhirnya, “P” keempat adalah reformis ide Islam, Bangarno.
Menurut Amin Abdullah, putra Don harus rasional, rasional, dan Islam harus dipahami, bukan dari abunya, bukan dari abunya, bukan dari abunya.
“Dari zaman sebelum kemerdekaan, Bung Karno mengkritik penggunaan kata ‘syed’, karena manusia sama, tetapi sekarang kecenderungan Syed telah menunjukkan kata habib. Kata ‘khilafa’ sekarang telah muncul,” penulis buku ‘Irlefy’.
PP Bamusi Nasirul Phalah Amru (Gus Falah), Ketua PBNU Kh Mefta Fkih, PP Bamusi Nasirul Phalah (Gus Falah), Ahmed Basara dan wakil -wakil Amin Abdullah juga berbicara tentang kegiatan operasional.
Menurut Gus Falah, Bang Karno adalah santri moderat, ia belajar dengan percaya diri dari berbagai sumber, dari kaliber KH Haseem Asiaari’s Great Man hingga Hose Tzocromineto.
Semangatnya untuk belajar telah membuat Bang Karno meluas dan moderat dalam benaknya. Karena itu, ia menjadi reformis ide Islam yang diketahui dunia internasional. ”(Dil/jpnn