Bupati Bondowoso Desak Deregulasi PP 28/2024

JPN..com, Bondoooso – Bupati Bandovoso, Abdul Hid Wahid, menyerukan pembatalan artikel tembakau dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 2024, yang secara teratur menciptakan bagian perubahan.

Read More : Dirut Pertamina Paparkan Pertumbuhan Bisnis dalam RDP dengan Komisi VI DPR

Dia menyadari bahwa artikel -artikel ini memiliki dampak negatif pada kesejahteraan regional dan stabilitas ekonomi di kawasan itu.

Baca juga: Narsista, tindakan utama Jewsando dalam melindungi alam

“Prinsip ini tidak setuju dengan kekacauan karena digital adalah langkah yang dapat diambil sehingga implementasi undang -undang dapat memaksimalkan atau menguntungkan,” katanya.

Hamid menjelaskan bahwa penyimpangan diperlukan untuk menghilangkan poin -poin dari undang -undang ini yang dianggap tidak efisien atau bahkan berat.

Baca Juga: Setelah 9.200 pelari, Manderi Jogja Marathon 2025 mencapai peserta tertinggi

Menurutnya, pertanian tembakau masih menjadi sumber utama mata pencaharian di bandoso.

“Keberadaan kebijakan dalam industri tembakau yang membahayakan nasib produsen tembakau di Bandozu, sehingga petani tembakau masih mempercayai industri tembakau,” katanya.

Baca Juga: Properti Laut dan Timah Berkolaborasi Di Bangunan Perumahan Di Punggung

Hamid secara khusus menyoroti artikel di halaman 28/2024, yang memegang larangan penjualan dan iklan untuk dijual di luar universitas dan taman bermain.

Dia menyadari bahwa prinsip ini mampu mengurangi permintaan rokok, yang pada gilirannya memengaruhi pajak regional (PAD) yang sebenarnya, terutama sektor pajak iklan.

Selain itu, ini juga menyoroti kemungkinan penurunan produk tembakau (DBHCHT), yang telah menjadi sumber pendapatan penting di wilayah tersebut.

Pada tahun 2024, Bondooo Regancy Rp65,5 miliar dbhcht diperoleh.

“Implementasi halaman 28/2024 telah secara teratur menciptakan masalah produksi, distribusi, dan pemasaran produk tembakau, yang akan mempengaruhi produksi tanaman petani dan menarik kesejahteraan mereka,” kata Hamid.

Hamid menekankan bahwa pemerintah pusat tidak boleh mengabaikan dampak ekonomi dan sosial dari kebijakan ini, meskipun masalah kesehatan dipertimbangkan.

Dengan menambahkan berbagai pemangku kepentingan, Hamid berharap untuk menciptakan solusi yang adil dan tidak membahayakan partai -partai ini, terutama para petani dan pemain tembakau.

“Karena alasan ini, pemerintah daerah ada di sana untuk melindungi petani tembakau dalam hal pekerjaan pertaniannya, seperti fasilitas dan bantuan untuk infrastruktur dan pekerjaan BPJ,” katanya. (chi/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *