goyalorthodontics.com, Jakarta – Almarhum Puspa Dedek menghasilkan jejak penting dalam industri musik Indonesia, yang telah lebih dari enam dekade.
Bahkan hari ini, banyak lagu masih hidup.
Baca selengkapnya: Wendy Kagur Kenang Late
Untungnya, banyak musisi muda telah kehilangan dan mengirim kembali lagu -lagu populer milik Dittik Puspie.
Lagu -lagunya tidak hanya dilindungi, tetapi juga pendengar muda.
Baca ini juga: inul dataratista datang ke keberangkatan
Pada tahun 2005, Musica Studios memiliki satu set album oleh A.S.
Banyak penyanyi dan grup musik terbaik Indonesia berpartisipasi dalam album ini.
Baca: 3 Pesan: Puspa Ditek Meninggal, Hubungan Ridwana Camilla dan Lisa Rei -Qadd
Salah satu pertunjukan paling populer dari band Peterban, kemudian namanya muncul dengan lagu “Night Butterfly”.
Lagu ini direorganisasi dengan kecanggihan baru, tetapi masih mendukung kekuatan lagu -lagu asli.
Pada 1980 -an, band UNGU berpartisipasi dalam album dengan mengambil lagu “Pimpie” oleh Titico Puzp. Versi terbaru dari lagu ini dirilis pada tahun 2005 di album paket.
Selain itu, lagu pertama “Let’s Gum Hear”, yang diterbitkan pada tahun 1978, diulang kembali oleh banyak seniman termasuk Ariel Nova, Ivan Falza, Krisi, David, Rose, Pasha “Un”, Plan Bob, Kahita dan Serius. Cross -Cinnamon ini memperkaya warna lagu klasik.
Salah satu karya ikonik lain dari lagu “Rabbit” menggambarkan kondisi pemukiman di Jakarta.
Lagu ini dipopulerkan pada tahun 1963 oleh Lilis Suryani, yang sering dinyanyikan oleh berbagai penyanyi.
Seiring dengan karya -karya abadinya, Puspa Tithek dikenal sebagai musik Indonesia, tetapi juga orang yang terus melanjutkan inspirasi melalui suara dan antusiasme generasi musisi berikutnya. (Antara/JPN)