IDI Jabar Soroti Pengawasan Penggunaan Obat Bius Dokter Residen Priguna

goyalorthodontics.com, Asosiasi Dokter Bandar-Indonesia (WE), penduduk Priguna Anugerah dari dokter juga mengomentari kejahatan agresi.

Kandidat ahli, menggunakan narkoba, Hasan Sadik Bandung Hospital memperkosa tiga korban.

Baca Juga: Lewati Legislasi dalam Obat yang Ditentukan, Jawa Barat Menanggapi Ini

Belakangan, banyak pihak menuntut properti obat -obatan yang diduga digunakan dengan dosis yang tidak wajar oleh seorang priguna.

Jawa Barat adalah kepala dewan Moh Lutfi, dokter residen atau mahasiswa dokter spesialis (PPD) tidak diizinkan menggunakan obat tersebut.

Baca Juga: Produser Ekstra Priguna, minta hukuman maksimal, Veronica Tan: jika perlu

Obat -obatan medis atau langkah -langkah medis yang diberikan kepada pasien harus dengan izin dari pejabat dokter yang lebih tua atau penduduk.

“Dokter penduduk atau program pendidikan dokter khusus pasti menggunakan narkoba karena ada obat -obatan di rumah sakit, terutama di Rumah Sakit RUMAT,” Lotfi, Selasa (4/55/2025).

Baca Juga: Periksa dosis Dr. Prigina, tes toksikologis untuk para korban

Menurutnya, dokter residen memiliki prosedur yang harus dilakukan oleh dokter penduduk untuk pasien menggunakan obat -obatan.

Setelah menerima rekomendasi pengawas, potensi dokter khusus kemudian disajikan ke fasilitas farmasi untuk membeli obat -obatan.

“Secara khusus, rumah sakit pendidikan pertama -tama harus disampaikan kepada pengawas atau dokter guru, kemudian setelah persetujuan, hanya setelah melahirkan ke fasilitas farmasi, dan instalasi obat hanya dapat diberikan kepada pasien,” katanya.

Dia mengumumkan untuk obat -obatan khusus seperti obat -obatan dan anestesi, Lutfi mengatakan itu adalah kontrol yang serius. Hanya dokter yang tidak diizinkan menggunakan obat.

“Ada komite khusus yang mengendalikan obat -obatan khusus seperti obat -obatan atau anestesi atau anestesi di rumah sakit,” katanya.

Sebelumnya, polisi mencari sumber dari narkoba yang digunakan untuk melecehkan korban.

Diketahui bahwa tersangka termasuk jarum 15 kali dan menempatkan obat dari pipa IV yang terhubung ke lengan korban.

Direktur Investigasi Kriminal Umum (Dilirsim) dari Komisaris Polisi Regional Barat Barat, Polisi, Polisi, RHSA menerima lima jenis narkoba.

Dokter diketahui meningkatkan agresi agresi korban dan kemudian meningkat oleh tiga orang.

“Ya, kali ini (lima jenis obat),” kata Surawan Bandung pada hari Minggu (4/13).

Karena obat itu digunakan untuk anestesi, Suratance mengatakan korban berasal dari para penyintas, obat yang dituntut di luar rumah sakit. Itu hanya pada tahap pendalaman.

“Mungkin dari luar RSHS), di mana kita meminta obat. Lalu kita akan menanyakan informasi dokter, dan kita akan berdoa untuk apa dia dan mati tubuh.” (Mcr27 / jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *