goyalorthodontics.com -Mataram -Polisi Mataram menyebut Ustadz sebagai tersangka dalam kasus dugaan pelecehan seksual dari beberapa siswa perempuan di salah satu tempat tinggal di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
“Kami diputuskan sebagai tersangka atas tindakan pelecehan seksual dan hubungan seksual,” kata AKP untuk memerintah Halili, Kepala Polisi Mataram, pada hari Kamis (24/4).
Baca Juga: Polisi sedang menyelidiki dugaan pelecehan seksual terhadap dokter yang tidak bermoral di Malang
Penentuan AF sebagai tersangka berdasarkan hasil judul kasus pada fase survei yang diadakan pada hari Rabu (4/23) di malam hari.
Penyelidik mengikuti tekad Down sebagai tersangka menangkap orang yang bersangkutan di pusat penahanan markas polisi Mataaram.
Baca Juga: 91 CPN dan 553 PPPK Mataram Formation 2024 Receper SK, Berikut adalah pesan dari Walikota Mohan
Regi mengatakan tersangka dalam kasus ini adalah kooperatif dan mengakui tindakannya.
Sikap ini berarti bahwa penggunaan kasus ini dapat dengan cepat terungkap sejak melaporkan korban pertama pada hari Rabu (16/4).
Baca Juga: Aktor Pelecehan Remaja di Toko Cirebon Dipukuli oleh Warga
Dalam hal ini, ada dua kategori laporan yang terkait dengan pelecehan seksual mengenai hubungan seksual dan pelecehan seksual.
“Hubungan seksual lima orang. Sebenarnya ada empat orang, ada empat orang, ada lima orang karena satu orang adalah korban keduanya, yaitu pelecehan seksual dan hubungan seksual,” kata Aturan.
Dia mengatakan jumlah korban dalam kasus ini terus tumbuh. Ini terlihat dari keberadaan tiga korban hewan peliharaan menempatkan bahwa penyelidik memberikan informasi.
“Jadi ada tiga korban lagi. Awalnya, sepuluh orang karena ada tiga lainnya, total 13 korban,” katanya.
Para korban pertama kali melaporkan dugaan pelecehan seksual ini karena mereka lega oleh sebuah film.
Acara ini diilhami oleh para korban untuk membuat laporan dan diperkuat oleh Ketua NTB -Ketua Kekerasan Seksual untuk menghentikan koalisi (KSKS) Joko Jumadi, yang membantu memberikan bantuan hukum dengan polisi Mataram.
Dalam catatan NTB KSKS, ada tentang lusinan siswa yang menjadi korban. (Antara/jpnn)