Dukung Pembentukan Batalion Teritorial Pembangunan, Bamsoet Ingatkan Hal Penting Ini

JPNN.com, Presiden Jakarta-Deputy Putra Putra Pulli Pulfi Forum dan Polla-Pole (FKKPI) Bambang Soesato, yang dikenal bernama Bamsoet, menekankan bahwa mendukung rencana makanan TNI untuk menciptakan pengembangan batalion teritorial untuk memperkuat layanan kesehatan nasional dan kesehatan publik.

Read More : Umuh Muchtar Curiga dengan Sekda Jabar soal Bonus Persib Rp 1 Miliar

Enamel dari batalion akan didistribusikan di 514 distrik / kota untuk merawat pertanian, perkebunan, pemuliaan hewan dan layanan kesehatan. Setiap batalion akan beroperasi pada 20 hektar lahan.

Baca juga: Formasi Kodam dan ratusan batalion baru non-militerisme, orang akan sangat membantu

Bamsoet juga mengingatkan tantangan serius lainnya dalam era globalisasi yang semakin kompleks dan dinamis yang akan menghadapi Indonesia, yaitu tantangan keamanan yang jauh melampaui paradigma konvensional.

Ini disediakan oleh Bamsoet selama implementasi komunikasi sosial dengan keluarga pusat NNI 2025 “di Graha Zenia Pusiad Jakarta, Rabu (11/6).

BACA JUGA: Jenderal Maruli akan membuat batalion baru untuk diri -kiasan makanan di Calantan

Hadir di pesta itu, ia termasuk Wakil Aster Kasad di Komsos dan Brigadir Nija Bhakti Jenderal Taufiq Shobri.

Selain itu, wakil hubungan interinstitusional, sosialisasi, komunikasi dan jaringan BPIP Prakoso, koordinasi ASDEP dari unit koordinasi dari Kementerian Kebijakan dan Keamanan CEOCT Agus Supriyatna dan Direktur Direktur Urusan Nasional Direktur Jenderal.

Baca juga: 6 Batalion Brimob Jawaban Cepat sekarang dilengkapi dengan senjata ekologis modern

Menurut Bamsoet, ancaman itu tidak lagi hadir dalam bentuk serangan militer langsung, tetapi telah berubah menjadi bentuk yang halus, tersembunyi dan multi -dimensi.

Salah satu konsep yang menggambarkan kondisi ini adalah “perang yang dipercepat” dan Perang Perang Kelima, yang menekankan pentingnya dominasi informasi, perang opini, pengaruh cybernetic dan infiltrasi budaya dan sosial.

Di negara bagian ini, garis divisi antara periode Pasifik dan perang kabur.

Kondisi ini dapat diserang dan dilemahkan tanpa bola yang ditembakkan, karena struktur utama sekarang memiliki bentuk algoritma, sejarah dan manipulasi persepsi publik.

“Indonesia harus meningkatkan kesadaran akan ancaman yang dapat menyebabkan hilangnya kemerdekaan. Mengingat betapa nyata dan ancaman berbahaya termasuk dalam kategori ancaman yang tidak diketahui, membuat Indonesia terlihat” tidur dengan musuh, “kata Bamsoet dalam pernyataannya pada hari Rabu.

Bamsoet, yang juga anggota parlemen, mengungkapkan bahwa salah satu langkah kunci untuk mengatasi ancaman ini adalah memperbarui paradigma yang ada dan sistem keamanan nasional.

15 Presiden Majelis Penasihat Bangsa Indonesia menyatakan bahwa informasi tersebut menjadi senjata utama, dan Indonesia berada dalam situasi yang sulit sebagai negara dengan populasi digital yang sangat besar.

Laporan dari We Are Social dan Kepios pada tahun 2024 menunjukkan bahwa 213 juta orang Indonesia terhubung ke internet. Kondisi ini menjadikan Indonesia salah satu pasar digital terbesar di dunia.

Namun, ini membuka celah yang luas di bidang penetrasi asing, baik melalui media sosial, platform digital dan teknologi kecerdasan buatan.

“Data terbaru menunjukkan peningkatan ancaman dunia maya di Indonesia, dengan laporan bahwa cyberrataki untuk berbagai lembaga pemerintah dan swasta meningkat dengan cepat. Ini menegaskan betapa pentingnya untuk memperkuat koordinasi antara lembaga -lembaga untuk menangani ancaman cybernetic yang dapat membahayakan stabilitas sosial dan politik,” kata Bamsoet.

Bamsoet mengatakan bahwa ancaman multi -faceted membutuhkan respons yang komprehensif dan terkoordinasi.

Itulah sebabnya paradigma keamanan nasional Indonesia harus berubah menjadi pendekatan keamanan yang komprehensif, yang pada saat yang sama memprioritaskan perlindungan negara, masyarakat dan individu.

Keterlibatan semua warga negara, termasuk jajak pendapat yang diperluas, telah menjadi sangat penting dalam konteks sistem keamanan alam semesta untuk membangun kesadaran kolektif dalam memperlakukan berbagai ancaman multi -faceted.

Bamsoet menekankan bahwa keluarga besar harus menjadi kepala integrasi dan narasi nasional yang berkelanjutan di ruang publik dan media sosial.

Selama aliran informasi yang cepat yang mengandung banyak disinformasi dan kebencian, ia melanjutkan, keluarga TNI selanjutnya harus hadir sebagai pelurus sebagai distribusi pesan damai dan penjaga akal sehat masyarakat.

“Narasi yang dibangun harus dapat meningkatkan nilai -nilai Indonesia, yang adil, sama dan yang mempertahankan martabat semua kelompok,” kata Bamsoet. (MRK / JPNN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *