JPNN.com, Jakarta – Bea Cukai terus memperkuat sinergi strategis dengan akademisi.
Read More : Simpan Senjata Api Rakitan Beserta Amunisi, Petani di Banyuasin Ditangkap Polisi
Ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan perusahaan yang menyadari peraturan dan mendukung penguatan fungsi pengawasan dan pendidikan publik.
Baca Juga: Bea Cukai Catatan Kinerja Pendapatan dan Pengawasan Positif di Dunia Kondisi Dunia
Dalam dua kegiatan berbeda yang diselenggarakan di Jember dan Purwokerto, bea cukai dan pajak yang mengarahkan siswa untuk mengeksplorasi masalah bea cukai dan konsumen khusus, serta berpartisipasi dalam kampanye untuk distribusi rokok ilegal.
Di Jember, Jemer Alfândega menerima kunjungan dari lusinan siswa dari Fakultas Ekonomi dan Urusan Islam, Kiai Haji Achmad Siddiq State Islamic University (Uinkhas) Jember di Jember Bea Cukai Kamis, Kamis, 6/20).
Baca Juga: Upaya Bea Cukai Ini untuk Memperkuat Peran Masyarakat Mendukung Rokok Ilegal di Jawa Timur
Kegiatan ini adalah acara pendidikan untuk memperkenalkan tugas dan fungsi bea cukai, serta memberikan pemahaman langsung tentang implementasi kebijakan pajak dan pengawasan barang impor.
“Siswa tampak bersemangat untuk mengikuti paparan bea cukai pada bea cukai, konsumsi dan pengawasan barang -barang ilegal.
Baca juga: Perayaan Hani 2025, Kustom dan Komitmen untuk Menjadi Perbatasan Obat Memerangi Obat -obatan
Sementara itu, di Purwokerto, Kantor Regional Bea Cukai (Kanwil) dan Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta (Java Central DIY) bekerja sama dengan industri Java Central Java dan Pejabat Perdagangan Pusat (Experondag) dan University Soedirman (UNDEDED) mengorganisir kegiatan sosialisasi berjudul “Peran Rokok Ilegal Generasi Z.
Kegiatan ini berkaitan dengan siswa yang berpartisipasi dalam konferensi tematik nyata (KKN), dilengkapi dengan pemahaman tentang bahaya rokok ilegal dan strategi komunikasi yang efektif untuk mendidik komunitas desa.
“Siswa kami belajar mengenali karakteristik rokok ilegal, seperti rokok tanpa trek konsumsi khusus (rokok sederhana), palsu, bekas, pita penunjukan rendah. Selain itu, mereka juga dilengkapi dengan laporan pendidikan untuk mendorong orang untuk berpartisipasi aktif dalam pengawasan difusi produk ilegal yang luar biasa,” kata Buda.
Kedua kegiatan ini juga menjadi deskripsi yang kuat tentang sinergi antara adat istiadat, pemerintah daerah dan dunia pendidikan.
“Kolaborasi ini tidak hanya mendorong pemahaman yang lebih berlaku tentang teori siswa, tetapi juga mengalihkan perannya sebagai agen perubahan yang dapat membantu menciptakan ekosistem hukum masyarakat,” tambah Budi.
Dia menekankan bahwa pentingnya melanjutkan sinergi antara bea cukai dan kampus sebagai bagian dari strategi pendidikan anggaran jangka panjang dan pengawasan peningkatan di Indonesia.
“Kami berpikir bahwa keterlibatan akademisi dalam bea cukai dan masalah konsumen khusus adalah investasi sosial yang sangat berharga. Siswa memiliki potensi besar untuk menjadi agen pendidikan masyarakat. Akibatnya, adat istiadat akan terus memperkuat kemitraan dengan kampus, tidak hanya dalam kegiatan populer, tetapi juga pada desain program kolaboratif yang memiliki dampak nyata pada kepatuhan masyarakat,” kata negara itu. “
Dengan komitmen yang sama antara lembaga pemerintah dan perusahaan pendidikan tinggi, jenis kegiatan ini harus memperluas ruang lingkup pendidikan publik dan memperkuat kesadaran hukum sejak awal.
Bea Cukai, dalam peran strategis mereka, terus membuka ruang kolaborasi sebagai bagian dari penguatan fungsi layanan dan pengawasan untuk mendukung pembangunan nasional. (Jpnn)
Baca item lain … melalui CVC, bea cukai ingin memastikan bahwa fasilitas bea cukai digunakan dengan benar