JPNN.com – Gubernur Jawa Barat (Jawa Barat) Dedi Mulyadi mengungkapkan kriteria siswa dengan masalah yang dapat dikirim ke barak untuk didisiplinkan aspek fisik dan psikologis.
Read More : Sekjen Siti Fauziah Sebut Guru PAUD dan SD Garda Terdepan Perkenalkan Empat Pilar MPR
Mantan Purwakarta mengatakan bahwa siswa yang dapat pergi ke barak sering berjuang, minum alkohol dan bermain sampai mereka lupa waktu untuk bertarung dengan orang tua mereka.
Baca juga: Dedi membutuhkan rencana untuk mengirim siswa ke barak yang didukung oleh orang tua tetapi menolak elite
Dia mengatakan bahwa untuk menjawab pertanyaan tentang kru media tentang masalah masalah, mereka yang dapat dikirim ke barak.
“Pertarungan, seorang pria mabuk, seorang pria mabuk, permainan ML (legenda seluler, merah) di malam hari, lalu tidur, mereka tidak ingin tinggal di sore hari, membiarkan orang tua bertarung. Melakukan ancaman dan sekolah untuk membuat kebisingan.
Baca Juga: PSN Rempang Eco City tidak masuk Perpres Mitchowo ditandatangani, Rieke: Cancel!
Dedi mengatakan bahwa program tersebut mengirim para siswa ke barak pada 2 Mei 2025 di daerah -daerah tertentu, Jawa Barat.
Sebagai contoh, katanya, pemerintah wilayah Purwakakarta mengatakan dia siap untuk memotivasi masalah dengan masalah karena mereka menghubungi batalion Pasoepati IX.
Baca juga: saat masuk
“Setelah itu, Kabupaten Cianjur siap, malam ini saya akan melihat bahwa putusan atau walikota sudah siap,” katanya.
Dedi mengatakan bahwa keberadaan siswa di barak adalah sebagai tujuan orang tua orang tua. Karena, keluarga pertama kali mengajukan permintaan sebelum siswa dikirim ke Program Pemerintah Java Barat.
Dedi memastikan bahwa keberadaan masalah dengan gubuk terpanjang telah termotivasi selama setahun oleh tentara TNI atau anggota Kepolisian Nasional.
“Itu bisa menghabiskan enam bulan, itu bisa jadi setahun,” katanya. (Ast/jpnn)