KSAL Tertarik dengan Alat Buru Ranjau Buatan Anak Bangsa di Indo Defence

JPNN.com, mengunjungi Jakarta – mengunjungi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Tini Mohamed Ali, salah satu pintu keluar yang ditawarkan oleh tambang lokal di Pertahanan India 2025, pada hari Jumat (6/13).

Read More : Rencana Evakuasi Warga Gaza Dikritik, Prabowo: Itu untuk Kemanusiaan

Kioski Menghadap Sangkuriang International. 

Baca Juga: Hadir di Indo Defense 2025, perusahaan membawa 58 persen produk TKDN

Di sana, Ali mudah dibahas dan menunjukkan minat pada tambang negara di tempat yang disebut Sweov S11.

Ali menyatakan bahwa pada saat ini organisasinya masih merupakan apresiasi terhadap beberapa kapal yang dapat meningkatkan kekuatan angkatan laut. 

Baca Juga: Kunjungan Umum Dodong Stan Parapelum di India Perlindungan 2022

Terutama kapal yang memiliki teknologi independen atau kapal abnormal. 

KSAL ingin memperkuat tim patroli maritim Indonesia melalui kapal tak berawak.

Baca Juga: Pertahanan Indo 2022, RCWS Respons dari Bangsa Anak -anak

“Jika kapal patroli adalah kendaraan yang tidak berpenghuni, tidak berpenghuni, di bawah air atau kendaraan tanpa gangguan,” kata Kalral dalam pertahanan India.

Sementara itu, direktur R&D International Sangkuriang Agung Aswameda mengatakan Swerov S11 cocok untuk memasangnya di kapal perang Marinir Marinir. 

Dia menyatakan bahwa kendaraan itu cocok untuk terhubung dengan dua produsen Jerman, pulau Krie Fanny-731 dan Fanildo-732 Island KR. 

“Sweet S11 adalah kendaraan semi -dibagi di bawah air atau setengah -I.

Menurutnya, pada saat ini, tambang laut memiliki teknologi tinggi yang ditangkap melalui teknologi cerdas, karena tidak memerlukan lebih sedikit tambang intelijen. 

Jal disebutkan untuk memastikan bahwa tambang laut dapat dihancurkan secara efektif. 

“Inilah yang membuat KSAL juga tertarik. KSAL datang ke sini lebih awal dan sangat kagum. Ini adalah produk lokal, dan tingkat konten lokal sangat tinggi,” jelas Agong. 

Di sisi lain, ia menjelaskan bahwa minat KSAL pada mineral yang dibuat oleh perusahaannya diproduksi di negara itu. 

Menurutnya, ini membuat Angkatan Laut lebih tenang karena keamanan ketersediaan suku cadangan di Indonesia.

“Karena ini diproduksi secara lokal. Jadi tenang, dan setelah penjualan, kami pasti akan mendukung. Jika ada kerusakan, ada personalisasi, itu pasti akan mendukungnya.” (Mcr8/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *