goyalorthodontics.com, Jakarta – Bencana Flash, disetujui pada awal Maret, mengingat pentingnya pengurangan berkelanjutan.
Menanggapi hal ini, Universitas Rakkari (LPM) mengadakan sesi ketiga bencana banjir.
BACA: Slaughter Anser mencoba membuat dapur publik untuk menghapus para korban
“Acara ini adalah untuk menciptakan kesadaran luas tentang banjir dari kedaulatan perkotaan, kebijakan pemerintah.
Bundo Ort 3 Rigo Ont 3 Rigo Ontt 3 Rigo Onthal, pengaruh dinamika atmosfer yang kompleks, berdampak pada cuaca yang berpengaruh. Tenggelam tenggelam di berbagai tempat, terutama di Sungai Bakitha.
BACA: Jabodtabk Menyortir Banjir, San Nasim Bicara Tentang Koordinasi dan Ketertiban
Menurut Budaduwato, kondisi ini memburuk karena kurangnya saluran organik yang optimal dan terjemahan fungsi lahan di daerah perkotaan.
“Salah satu solusi yang kami rekomendasikan adalah mengoptimalkan lebih banyak ruang untuk air tambahan dengan memperkuat sistem drainase perkotaan.
Baca: Stasiun Boarway Jabadabakk Memperluas Ratusan Baumbob
Sementara itu, seorang dosen di program studi universitas di Program Studi Universitas Barceuri Shakunka mengatakan: “Tidak dapat memisahkan dari banjir dalam manajemen regional terintegrasi yang rendah.”
“Milenium milenium dan daerah sekitarnya cenderung mendominasi kebijakan pengurangan banjir, dari penjajahan daerah sekitarnya.” Sekarang, kita harus lebih serius tentang pendekatan lingkungan, seperti area hijau dan berkelanjutan.
Selain itu, ia menekankan pentingnya penggabungan kebijakan antara Jabodtte. Menurutnya, tantangan terbesar Jabodtbek adalah keseimbangan pembangunan dengan perlindungan lingkungan.
Kegiatan yang dilakukan oleh profesor, mahasiswa dan staf di Universitas Universitas Raki adalah interaktif. Peserta akan secara aktif membahas berbagai sektor pengurangan banjir.
Profesor Ariyana menyimpulkan bahwa penurunan banjir bukan satu -satunya tanggung jawab pemerintah. Menurutnya, mengurangi upaya untuk mengurangi upaya, melintasi, memungkinkan bantuan masyarakat.
“Berbagai masalah perkotaan, terutama untuk mengurangi banjir, berkomitmen untuk membahas diskusi untuk memberikan rekomendasi nyata.
Acara ini merupakan bagian dari Universitas Bakiri Elikam untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG). (Ray / jpnn)